Jika Cinta Seperti Ilmu Nahwu?
Jika Cinta Seperti Ilmu Nahwu? |
Jika Cinta Seperti Ilmu Nahwu????
Kita harus jadi mubtada' yg selalu memulai dan memberi contoh yang baik. Jangan mau jadi khobar yang bisanya hanya ikut-ikutan sama mubtada'
Cintaku padamu mabni, tetap, tak pernah berubah ttp cara pengungkapan cintaku padamu itu mu'rab alias berubah-ubah sesuai situasi dan kondisi
Semoga perjalanan cinta kita selalu bergerak naik dari jer menuju dhommah dalam artian dari bawah selalu merangkak ke tempat tertinggi. ...Tentunya dengan bina' shohih tanpa 'illah maupun mudho'af di antaranya ....
Perbincangan pertama denganmu kumulai dengan kalaamun mufiidun, kata-kata penuh makna ....walau mungkin teramat sedikit tetapi amat membekas dan berarti di lubuk hati ini...
Semoga di masa depan, kau bersedia menjadi mudhaf ilaihi yang mampu mengikuti dan menemaniku ...Dan semoga aku bisa menjadi mudhaf yang selalu berada di depan, menjadi imammu yang dapat kau ikuti dan lebih sempurna dengan hadirnya dirimu
Pertama berjumpa denganmu itu sebuah khobar muqoddam yakni kabar tak disangka-sangka ...Sedangkan aku menjadi mubtada' muakhhor yang mencoba memulai rasa cinta ini kepadamu walau mungkin terlambat . ..
Jika cinta itu Pesantren
maka, aku penuhi fikiranku dengan ilmu-ilmu cinta, agar aku bisa memahami luasnya cinta sebagaimana luasnya ilmu dalam kitab-kitab kuning pesantren
Jika cinta itu Nahwu
maka, cintaku padamu akan jazm [mantab], sehingga aku akan sukun [tenang] di sampingmu selamanya, seperti halnya i'rob jazm yang salah satu alamatnya adalah sukun
Jika cinta itu Shorof
maka, kita berdua adalah wazan tafaa'ala yang berfaidah musyarokah, yang kapanpun dan di mana pun akan mengarungi dan menjalani apapun berdua.
Jika cinta itu Fiqh
maka, aku akan memfatwakan pada diriku sendiri bahwa mencintai keindahan ciptaan Tuhan sepertimu, hukumnya adalah wajib
Jika cinta itu I'lal
maka, aku akan menyembunyikan dan menutup mata terhadap semua kekurangan-kekurangan mu, seperti halnya binak Naqish yang meletakkan huruf 'Illat nya di belakang [Lam Fi'il]
Jika cinta itu Ilmu al-Qur’an
maka, keabadian cinta kita tak kan lekang oleh waktu dan tak kan berubah sedikitpun oleh perubahan zaman, layaknya keontektikan dan keabadian isi al-Qur’an
Jika cinta itu Ilmu Hadith
maka, kualitas dan kekuatan cinta kita adalah hadith shohih yang sudah teruji dan terverifikasi oleh berbagai tempaan dan ujian
Jika cinta itu Ushul Fiqh
maka, kita berdua adalah pasangan paling ideal dan serasi, seperti halnya syarat dan rukun yang saling membutuhkan dan melengkapi untuk sahnya suatu ibadah
Jika cinta itu Ilmu Falak
maka, aku akan selalu menunggu dan merindukan hadirmu, mata ini belum terhapus dahaganya sebelum melihat sosok indahmu, seperti halnya seorang peru-yah yang selalu menunggu untuk melihat kemunculan hilal 1 Syawal
Jika cinta itu Ilmu 'Arudl
maka, kisah cinta kita berdua adalah simfoni terindah yang menghasilkan harmoni tak tertandingi di muka bumi ini, seindah dan semerdu harmoni syair berbahar Rojaz
Jika cinta itu Ilmu Faroidl
maka, kita berdua adalah dua sejoli yang akan selalu berbagi atas apa yang kita miliki, seperti halnya 'Ashôbah ma'a al-ghoyr
Jika cinta itu Ilmu Tauhid
maka, value cintaku padamu adalah kemurnian emas 24 karat, semurni i’tiqodnya ahli tauhid Rubûbiyyah
Jika cinta itu Ilmu Tarikh
maka, romantisme kisah cinta kita berdua adalah kenangan terindah tak terlupakan yang terukir oleh tinta emas sejarah, seperti halnya masa keemasan dan kejayaan peradaban islam tempo dulu
Jika cinta itu Diba-an
maka, aku adalah seorang pendaki yang telah sampai di puncak rindu untuk menantikan detik-detik pertemuan denganmu, seperti halnya para perindu Rasulullah SAAW yang telah sampai pada adegan mahal al-qiyâm
Jika cinta itu Manaqiban
Maka, hanya dirimulah yang mampu menghapus duka-lara ku dan menentramkan gundah hati ku dengan kata-kata indah dan janji pastimu, seperti halnya jaminan kanjeng syekh Ra., yang menentramkan hati murid-muridnya:
"wa-anâ likulli man 'atsaro markûbuHhû min jamî'i murîdîy wa muhibbîy ilâ yawmi al qiyâmaHh, âkhudzu biyadiHî kullamâ hayyan wa maytan, fainna farosîy musroj, wa rumhîy manshûb, wa sayfîy masyhûr wa qouwsîy mawtûr, LIHIFDZI MURÎDÎY WAHUWA GHÔFIL"
Saat itu, aku seperti ISIM MUFROD, tunggal sendirian saja…
seperti kalimat HURUF, sendiri tak bermakna…
seperti fi’il LAAZIM, mencintai tak ada yang dicinta…
tak mau terpuruk dan terdiam, aku harus jadi MUBTADA’, memulai sesuatu..
menjadi seorang FA’IL, yang berawal dari fi’il..
namun aku seperti FI’IL MUDHOORI’ ALLADZII LAM YATTASHIL BIAAKHIRIHII SYAIUN…
mencari sesuatu, tapi tak bertemu sesuatupun di akhir…
Bertemu denganmu adalah KHOBAR MUQODDAM, sebuah kabar yang tak disangka…
Aku pun jadi MUBTADA’ MUAKKHOR, perintis yang kesiangan….
Aku mulai dengan sebuah KALAM, dari untaian susunan beberapa lafadz…
yang MUFID, terkhusus untuk dirimu dengan penuh mak’na…
Dari sini semua bermula…
Aku dan kamu, bagaikan IDHOFAH…
aku MUDHOF,sedang kamu adalah MUDHOF ILAIH nya….
Sungguh Tak bisa dipisahkan….
Cintaku padamu, beri’rob ROFA’. Betul2 TINGGI …
Bertanda DHUMMAH. Bersatu….Cinta kita bersatu, mencapai derajat yang tinggi…..
Saat mengejar cintamu, aku cuma isim beri’rob NASHOB. Susah payah….
yang bertanda FATHAH. Terbuka….
SEHIGGA HANYA DENGAN BERSUSAH PAYAH MAKA CINTA ITU KAN TERBUKA.
Setelah mendapatkan cintamu, tak mau aku seperti isim yang KOFDH. Hina dan rendah
Bertanda Kasroh. Terpecah belah….
SEHINGGA JIKA KITA BERPECAH BELAH TAK BERSATU, RENDAHLAH DERAJAT CINTA KITA.
Karenanya, kan kujaga CINTA kita, layaknya fiil beri’rob JAZM. Penuh kepastian
Bertanda dengan SUKUN. Ketenangan…
Kan kita gapai cinta yang penuh damai,,,,
saat semua terikat dengan kepastian tanpa ragu-ragu,,,,
Seperti MUBTADA’ KHOBAR,,,,,
dimana ada mubtada’ pasti ada khobar.
Setiap ada kamu pasti ada aku yang selalu mendampingi mu disetiap langkahmu.
Seperti tarkib IDHOFAH,,,,
Dimana mudlof dan mudlof ilaih menyebabkan hubungan dan tak boleh ditanwin, karena tanwin menunjukkan perpisahan.
Hubungan pertalian antara aku dan kamu yang menyebabkan tumbuhnya cintaku.
Seperti ISIM ALAM,,,
Perasaanku padamu itu menyebabkan adanya NAMA,,,, yaitu “cinta”.
Seperti isim ISYAROH,,,,
Daun waru ini sebagai lambang cintaku padamu.
Seperti NIDA’,,,,
Dimana ini adalah sebuah panggilan.
Aku memanggilmu dengan sebutan “cayang”.
Bila dirimu DEKAT aku memanggilmu “hai, yang”.
Bila dirimu JAUH aku memanggilmu “wahai cayang”.
Seperti MAF’UL LIAJLIH,,,,
Perasaan yang didatangkan untukku ini menjelaskan penyebb terjadinya cintaku padamu.
Seperti MUSTASNAA,,,
Tak ada seseorang yang kucinta kecuali dirimu.
Seperti MASDAR,,,
Kamu berada diurutan yang KETIGA diantara yang kucinta.
Pertama adalah cintaku kepada Allah dan rasul.
Kedua kepada orang tuaku guru dan ulama.
Ketiga adalah cintaku padamu.
Seperti MAF’UL BEH,,,
Kamu adalah yang menjadi SUBYEK seseorang yang aku idamkan.
Seperti hal,
Tingkah lakumu yang membuat diriku jatuh cinta padamu…..
Cinta itu seperti KALIMAT ISIM
Cinta itu tidak dibatasi oleh waktu
Cinta itu seperti MUBTADA KHOBAR
Andai Adinda Mubtada, maka Kakanda akan menjadi khobarnya
Seorang Kakanda akan selalu ada untuk Adinda
Cinta juga bagaikan FI’IL & FA’IL
Dirinya tak ada artinya tanpa kehadiran kekasihnya
Dan Juga bagaikan JAR MAJRUR
Kemanapun kekasihnya pergi, Ia kan slalu menemaninya.
Atau bahkan seperti SYARAT JAWAB
Bila kekasihnya tidak ada, apalah arti hidupnya?
Wahai Ternyata tidak selamanya perasaan ini MABNI. Tapi sungguh sulit mengADZFU bayangmu. Padahal aku sudah mencoba
memasukkan AMIL-AMIL lain. Namun tetap saja sulit mencari pemBADALmu. Kamu memang benar-benar FAIL yang
sempurna. Yang membuat perasaan ku semakin mengTAUKID. Walau antara kita mungkin tak pernah terATHOFkan. Aku ingin mengIDHOFkan perasaanku ini padamu. Lalu bagai mana HAL-mu atas perasaanku ???
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
Post a Comment